Kamu lebih memilih berlari sendiri. Iya kamu lebih memilih itu. Taukah kamu nggak ada orang yang nggak ingin menuju ke suatu yang lebih baik. Akupun begitu, aku ingin menuju ke sana. Tapi kamu lebih membiarkan aku berjalan sendiri. Kamu memilih untuk berlari sendiri, karna kamu tau mungkin aku tak akan bisa berlari secepat kamu. Aku berharap kita bisa berjalan pelan-pelan bersama. Aku berharap kamu bisa mendampingi dan membimbing aku untuk berjalan bersama menuju garis finish itu. Tapi apalah daya itu hanya sebuah harapanku semata. Kamu lebih senang berlari sendiri. Yasudah jika memang itu yang kamu pilih. Jangan tengok ke belakang, jangan tengok aku lagi. Cukuplah kamu mengejar semuanya, aku yakin kamu akan jadi lebih baik lagi, jauh lebih baik dari semua prasangkamu yang kau tujukan padaku. Biarkan aku berjalan perlahan dan terseok-seok sendiri. Sampai jumpa di kehidupan lain entah kapan itu, dan entah apakah kita akan dipertemukan atau dipasangkan untuk bersama lagi. Hanya Tuhan yang tahu.
Ada orang yang bilang kalau mau sakit yang enak yaudah sakit amandel aja, abis operasi bisa enak makan es krim yang banyak. Nah awalnya jauh sebelum detik-detik operasi amandel juga kepikiran begitu. Wah asyik dong bisa makan es krim yang banyak. Saya senang banget makan es krim karena saya tau saya saat itu nggak bisa bebas makan es krim. Kalau kebanyakan makan minum yang dingin begitu biasanya langsung demam. Tapi setelah saya menjalani operasi tonsilitis alias amandel, wah buang-buang jauh deh pemikiran abis operasi enak bisa makan es krim. Karena apa? Boro-boro makan es krim yang lembut itu enak, mau nelan air liur aja sakit coooy. Jadi sekarang kalau ada yang bilang sakit amandel itu enak, saya bakalan nyinyir. Iya dia belum ngerasain, lah saya yang ngerasain, yang tahu sakitnya kayak apa hahaha. Oke kali ini mau bagi-bagi cerita tentang pengalaman operasi amandel yang lalu. Tapi kayaknya udah basi banget ya? Secara operasinya udah bulan Agustus lalu, tapi karena udah janji ya...
Comments
Post a Comment