Skip to main content

Berproses Menjalani "Mindful Living"


 

Semenjak jadi seorang "ibu", rasa haus akan belajar di diri aku alhamdulillah terus bertumbuh dan berkembang. Terimakasih Allah sudah membuka akal dan pikiran aku untuk terus memperbaiki diri dan lingkungan sekitarku. Alasan pertama tentu karena ingin memberikan yang terbaik untuk anak. 


Seinget aku kelas awal yang aku ambil dan intens aku ikuti adalah kelas menyusui, walaupun sebelumnya cuma belajar-belajar aja dari media sosial, bukan ambil kelas yang berbayar. Memang sebelum menikah juga pernah beberapa kali mengikuti kelas tapi nggak seintens sekarang-sekarang ini dan bikin ketagihan ternyata wkwkwkwk. Kelas lainnya seperti kelas menggendong, islamic parenting, dan lainnya dari yang berbayar sampai gratis. Karena sekarang punya anak aku lebih sering kelas rekaman aja karena bisa menyesuaikan dengan jadwal aku sendiri, aku bebas mengatur jadwal. Btw sekarang aku menyesal kenapa nggak dari dulu aku ambil kelas untuk belajar berbagai hal, tapi ini memang insyaAllah udah jalan dari Allah untuk dibukakan semua skenario kebaikan ini.


Sampailah di suatu hari aku menemukan suatu akun yang membahas tentang ilmu kesehatan holistik, dan sepertinya hal itu yang menjadi turning point aku dalam memandang sebuah kehidupan. Dari membaca tersebut, aku semakin pengen mencari tau banyak hal, bukan saja tentang kesehatan namun secara lebih dalam lagi mengenai Islam. Akupun nggak tau gimana, sepertinya semesta mendukung, banyak informasi yang aku temukan atau lebih tepatnya aku dipertemukan dengan informasi yang sejalan. Tentu aku seneng banget. Nah di titik inilah aku merasa ini sepertinya hidayah dari Allah untuk aku agar lebih membuka cakrawala pikiranku saat ini. Alhamdulillah.


Secercah titik terang itu seperti mencolek hati aku untuk bisa belajar lebih dalam lagi tentang kehidupan. Hal yang dapat aku syukuri adalah aku dianugerahi sebagai seorang muslimah yang ternyata semua hal kebaikan itu telah dijelaskan namun karena ketidaktauanku ini dan karena aku yang tidak mencari tau jadi aku sering tidak mengerti. Bismillah, semoga Allah merahmati proses belajar aku menjadi hamba yang lebih baik. Pelan-pelan menelusuri lebih dalam lagi menjadi lebih baik, untuk fisik, pola makan, kesehatan mental, lainnya serta yang terutama adalah memperbaiki hubungan dengan Allah.


Aku menganalogikan informasi dan pengetahuan yang aku peroleh saat ini bak potongan-potongan puzzle yang kemudian akan disusun menjadi satu kesatuan membentuk suatu gambar yang bermakna. Efeknya sih aku semakin pengen belajar banyak hal dari A-Z dan pengennya belajar secara detail dan mendalam. Bahkan sampai terkadang menyesal kenapa aku dulu nggak ngambil jurusan kedokteran untuk bisa belajar sampai hingga belajar tubuh manusia. Tapi pasti semua udah dituliskan, dan siapa tau ini menjadi jalan lain aku untuk menemukan "hidup baru", bismillah.


Bercermin dari segenap informasi yang aku dapatkan dengan hidup sebelumnya yang aku jalani, aku merasa sangat berbeda, jauh berbeda. Menginginkan slow living tapi ternyata aku belum begitu memaknai hidup itu sendiri. Jadi saat ini yang aku inginkan adalah slow living but mindful. Menikmati semua anugerah kehidupan dunia ini namun untuk mengejar kehidupan yang lebih abadi. Toh juga kalau diturutin semua keinginan duniawi yang kadang sampai nggak masuk "akal" itu, buat apa? Seperti yang dikatakan komika, Ryan Adriandhy dalam sharing-nya melalui @akal.indo. Disampaikannya, kalau kehidupan di dunia ini sejatinya adalah hukuman untuk manusia, sehingga seharusnya manusia melakukan hukuman dengan baik, caranya mengikuti ajaran-Nya. 


Kalimat itu bener-bener menonjok akal sehatku, jadi memang seharusnya kita mengejar kehidupan yang lebih abadi, bukan berambisi hidup di dunia mengikuti hawa nafsu. Dari perkataan itu, beberapa ambisi yang menurutku kurang masuk akal ataupun bukan menjadi prioritas, pelan-pelan aku turunkan ego untuk bisa bernegosiasi dengan diri sendiri. 


Terbersit yang disampaikan dr. Zaidul Akbar dalam youtube-nya Helmy Yahya, bahwa tenang itu adanya di langit, Artinya, kalau kita mencari ketenangan itu dengan cara memperbanyak beribadah. Ini salah satu yang semakin memotivasi aku untuk terus belajar dan berproses untuk memperbaiki diri.


Semoga perjalananku dalam belajar dan berproses ini membuatku menjadi manusia yang lebih mindful, menikmati kehidupan dengan lebih baik, memprioritaskan orientasi hidup lebih ke jalan Allah. Jadi semua hal yang baik ini semoga dirahmati Allah, karena aku percaya, hal-hal yang dirahmati Allah itu akan sangat berdampak mindful untuk tubuh dan jiwa ini. 


Mungkin di episode-episode selanjutnya, aku mau sharing, akun-akun atau tokoh-tokoh yang aku dengarkan dan simak untuk memperdalam ilmu, dan mungkin bisa sunshine juga berbagi channel mana yang menarik untuk disimak. 

mindful : 

1. conscious or aware of something.

2. focusing one's awareness on the present moment, 

especially as part of a therapeutic or meditative technique.

Comments

Popular posts from this blog

Menuju Operasi Amandel (Tonsilitis)

Ada orang yang bilang kalau mau sakit yang enak yaudah sakit amandel aja, abis operasi bisa enak makan es krim yang banyak. Nah awalnya jauh sebelum detik-detik operasi amandel juga kepikiran begitu. Wah asyik dong bisa makan es krim yang banyak. Saya senang banget makan es krim karena saya tau saya saat itu nggak bisa bebas makan es krim. Kalau kebanyakan makan minum yang dingin begitu biasanya langsung demam. Tapi setelah saya menjalani operasi tonsilitis alias amandel, wah buang-buang jauh deh pemikiran abis operasi enak bisa makan es krim. Karena apa? Boro-boro makan es krim yang lembut itu enak, mau nelan air liur aja sakit coooy. Jadi sekarang kalau ada yang bilang sakit amandel itu enak, saya bakalan nyinyir. Iya dia belum ngerasain, lah saya yang ngerasain, yang tahu sakitnya kayak apa hahaha. Oke kali ini mau bagi-bagi cerita tentang pengalaman operasi amandel yang lalu. Tapi kayaknya udah basi banget ya? Secara operasinya udah bulan Agustus lalu, tapi karena udah janji ya...

SOLO (SERBA-SERBI KULINER SEKITAR KAMPUS UNS)

Aaaah kalau udah disebutkan empat huruf yang merangkai nama sebuah kota itu, tiba-tiba hati jadi membuncah senang dan antusias. Kota Solo ini memang bukan kota kelahiran atau kota asalku. Tapi kota Solo masuk ke dalam daftar kota favorit di antara beberapa kota di Indonesia yang pernah aku tinggali. Aku memang belum paham Solo sedemikian baiknya ya, tapi at least di kota ini ada kenangan yang tergambar selama kurang lebih 5 tahun saya singgahi. Banyak hal manis dan pahit yang terjadi di kota ini. Dari awalnya yang aku nggak begitu suka karena harus kuliah di kota yang bukan tempat impian aku. Karena jujur dulu selepas SMA, lebih pengen kuliah di Jogja, ada banyak teman di Jogja sana. Biasa problematika anak SMA banget yang nggak pengen pisah sama temen-temen SMA-nya. Sampai akhirnya, malah jadi betah dan kangen banget sama kota Solo. Sebenernya yang bikin Solo indah itu selain dari suasana kotanya, yang terpenting adalah orang-orang yang menemani kehidupanku di dalam Solo. Dari te...

Kuliner Sekitar Kampus UNS SOLO Part 2

Nah sekarang lanjut lagi ya, warung-warung makan yang bisa dijadikan alternatif pilihan buat mahasiswa-mahasiswa yang ada di sekitar UNS Solo. Langsung aku sambung yaaa, cek sebelumnya : 7. Ayam Penyet Mesem Nah ini bagi kamu yang suka banget makan pedes, Warung Mesem ini bisa dijadikan alternatif loh. Menu makanannya sih standar layaknya warung penyetan lain ya, ada tempe, ayam, lele begitu. Tapi yang bikin nyooos itu sambel penyetnyaaaa. Bahkan kamu bisa pesan nambah sambalnya, kalau dulu nambah sambal itu cuma nambah bayar Rp 1.000 loh. Tapi nggak tau juga kalau sekarang. Di sini juga tersedia paket murah yang isinya lengkap sama Es Teh. Oh iya pilihan ayamnya juga ada yang tulang lunak, jadi bisa dilahap semua deh setulang-tulangnya. Setahu aku Warung Mesem ini ada dua yang letaknya di daerah Ngoresan semua, antara lain sebelum Minimarket Asgros dan yang satu ada di sekitar Warung Bu Pur. 8. Penyetan Jepun (Penyetean Bandung) Nah ini sih menu makannya masih sama sekitar...