Terhitung sudah cukup lama saya ga memiliki hubungan spesial dengan lawan jenis. Mungkin sekitar 4 tahun, karena kalau dihitung dari kata putus ya sejak tahun 2015 tapi kalau masih diruntut lagi sebenernya ada kesepakatan baru yang memang tidak jelas antara aku dan yang lalu.
Heran rasanya mengetahui teman kerja ada yang baru saja putus, kemudian beberapa bulan setelahnya katanya telah menemukan kecocokan dengan perempuan baru. Sampai aku bertanya-tanga apakah secepat itu untuk laki-laki berpindah ke lain hati?
Banyak temenku (terutama teman laki-laki) yang sering menyatankan aku untuk move on, karena alasan aku belum menemukan sosok yang aku mau, katanya karena aku belum bisa move on.
Kemudian aku merenungkan perkataan mereka. Mereka salah. Aku sudah move on kok. Move on bukan berarti melupakan, tapi bisa berarti mengikhlaskan dia untuk pergi, bahkan bersama dengan yang lain yang menjadi pilihannya saat ini walaupun dengan cara yang tidak baik.
Mungkin karena 2 alasan, kenapa akhirnya aku sekarang sangat berhati-hati membina hubungan. Pertama, ada ketakutan jikalau disakiti kembali. Merasakan patah hati sepatah-patahnya, sakut hati sesakit-sakitnya. Aku benar-benar tau arti becandaan ditinggal saat lagi sayang-sayangnya. Siapa yang ga sayang dengan pasangannya yang sudah menjalin hubungan selama 3 tahun, mungkin orang gila yang ga bisa berpikiran jernih. Aku kira dia pergi dengan niat baik, yang kemudian setelah melalui kesepakatan, kami kembali merajut hubungan. Hingga akhirnya dia menghubungikubdan meminta maaf kalau sudah memiliki kekasih. Wow. Boleh aku bilang dia adalah pengkhianat? Mungkin dia yang menyembunyikan semua kejelasan hubungan kami, atau memang ada perempuan yang nggak punya perasaan yang lebih mengutamakan egonya untuk mendapatkan seorang kekasih? Dan dari cerita hidup ini, aku juga tau bagaimana rasanya ditikung, direbut hakku oleh perempuan lain. Dan apa yang aku lakukan? Aku mengalah. Aku lelah dengan drama. Yang aku percaya sampai saat ini, apa yang kamu tanam itu yang akan kamu tuai. Semoga kehidupan kalian akan baik-baik saja walaupun dimulai dengan ketidakbaikan.
Kedua, lebih menjadi pemilih. Jelas sekali. Apakah dalam 4 tahun ini, nggak ada yang mendekati aku? Ada beberapa yang aku suka dan kagumi, ada beberapa orang yang terlewatkan kemudian aku menyesal, dan ada beberapa orang yang mendekati aku tapi memang belum ada yang membuat aku yakin. Semakin ke simi, semakin ada saja yang dipertimbangkan, nggak semudah saat masih di bangku kuliah. Dari segi agamanya, pekerjaan dan pendapatannya, sifatnya, dan banyak hal lainnya. Bahkan kadang aku merasa nyaman dengan orang yang ini, tapi ada hal yang kurang di dirinya, yang kadang membuat aku berpikiran seandainya dia adalah kombinasi dari itu juga. Memang pemikiran yang seperti itulah yang salah, karena nggak ada orang yang sempurna di dunia ini. Bahkan siapa aku yang berani-beraninya meminta orang yang sempurna dengan segala kekurangan yang ada di diriku?
Tapi, kali ini aku benar-benar melibatkan Allah dalam memilih orang yang nantinya aku percaya untuk memiliki hati dan menguasai perasaanku. Aku nggak ingin terjebak dengan orang yang berpura-pura baik tetapi ternyata dia adalah orang yang paling jahat di dunia ini.
Comments
Post a Comment